Sertifikasi Makanan Kemasan Impor Masih Sering Dicurangi

Dewi Kania, Jurnalis
Selasa 22 Oktober 2019 18:30 WIB
Ilustrasi sertifikasi makanan (Foto : Indiamart)
Share :

Indonesia tak bisa lepas dari impor pangan, baik bahan mentah maupun makanan kemasan. Pastinya keamanan pangan jadi salah satu kunci yang harus diperhatikan agar konsumen tidak dirugikan. Impor pangan biasanya datang dari negara besar, seperti Uni Eropa, Amerika, serta Australia. Proses sertifikasi makanan yang ketat sangat dibutuhkan demi menjaga keamanan pangan.

Sayangnya, ada beberapa persyaratan proses sertifikasi makanan yang harus dipenuhi oleh Indonesia, sebagai negara pengimpor yang memakan biaya cukup tinggi. Hal tersebut kemudian dapat menimbulkan masalah baru, yakni tingginya angka penipuan terkait produk makanan impor.

Dikatakan Direktur Eksekutif Indonesian Food Safety Institute (IFSI) Evelyn Nusalim, tak jarang dalam proses sertifikasi makanan terdapat beberapa kecurangan. Misalnya dari pengurangan berat produk, penambahan air, bahkan penggunaan bahan kimia yang terlarang.

"Salah satu alasan kegagalan dalam mematuhi peraturan yang ada adalah kurangnya keterampilan teknis, serta pengetahuan dalam persyaratan hukum. Padahal ini diperlukan untuk memastikan keamanan pangan," ujar Evelyn.

Menurutnya, setiap pelaku usaha harus mengerti keterampilan teknis, mengenai perawatan dan proses produk makanan yang benar. Dalam mengimpor pangan, persyaratan hukum yang ada juga harus diperhatikan.

Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Arifin Lambaga menambahkan, setiap organisasi yang bergerak dalam bidang keamanan pangan, dianggap perlu untuk dapat meningkatkan kesadaran para pelaku usaha. Sebabnya itu sangat penting untuk menjaga mutu produk yang dihasilkan.

"Organisasi-organisasi ini nantinya dapat meningkatkan kesadaran para pelaku usaha. Tentunya untuk mendorong peningkatan daya saing produk Indonesia di negara yang dituju," tutupnya.

(Helmi Ade Saputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya