Kisah Chef Adam Cole yang tidak memiliki indera penciuman
MENGUPAS kembali soal terminologi dan formalitas, hidangan akan terasa kian lezat jika didukung oleh indera penciuman. Paduan indera pengecap rasa dan penciuman membuat kelezatan semakin bisa dinikmati.
Namun, seorang chef seolah membalikkan pernyataan itu. Adam Cole, seorang chef yang menyembunyikan fakta bahwa ia tak bisa mencium berbagai aroma selama satu dekade. Jika ia takut akan keterbatasannya, Cole tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan itu.
Ketidakmampuan untuk mencium dikenal sebagai anosmia. Sekira 80 persen dari rasa makanan berasal dari aromanya. Biasanya orang-orang dengan kondisi ini tidak memiliki minat makanan yang besar.
Meski ia terlahir dengan indera penciuman yang tidak sempurna, ia berhasil meraih kemenangan sebagai Top Chef Michael Voltaggio and Spanish-American chef José Andrés. Bahkan, sekarang ia menjabat sebagai executive chef dan pitmaster di Maple Block Meat Co di kota Culver, Calofornia.
Dalam sebuah wawancara, ia pertama kali membuka persoalan yang selama ini disembunyikannya.
Cole menjelaskan, ia dapat membedakan antara manis, asam, asin, pahit, dan baru-baru ini ia menemukan "rasa kelima" umami. Namun, ia berjuang untuk mengidentifikasi makanan yang berbau tajam dan rasa seperti truffle, peterseli, dan tarragon. Ia perlu mengidentifikasinya secara hati-hati aroma berbagai rasa itu.
(Independent)
Bahkan, seorang guru sekolah masak menyarankan Cole agar menjaga rahasia yang selama ini disimpannya sendiri. Pada satu waktu, Cole terpaksa mengatakan, dirinya tak bisa mencium aroma saat terjadi masalah di mesin pengepakan daging di dapur Voltaggio.
"Itu satu titik, saya terpaksa mengungkapkan kondisi saya ini," ungkapnya. "Beberapa tulang rusuk yang busuk dan beberapa yang tidak. Salah satu cara mengetahuinya dengan cara menciumnya."
Memang, tulang rusuk wagyu cukup mahal, Cole tidak ingin membuangnya. Salah satu hal terakhir yang pernah dilakukannya adalah menyajikan makanan yang buruk.
Cole bukanlah satu-satunya chef yang memiliki keterbatasan karena indera penciumannya. Hibah Achatz, salah satu ahli masak, telah didiagnosis kanker lidah stadium 4 pada tahun 2007. Meski dideru keterbatasan, bukan berarti karier Cole berakhir, ia masih terus berkarya untuk menghidangkan sajian terbaik kepada para pelanggan. Demikian dikutip dari laman Independent.
Perjuangan Chef Jamie Oliver, chef yang kemampuan membacanya sangat kurang
JAMIE Oliver pernah mengkritisi sekolahnya, ia pernah dicap sebagai seorang yang berkebutuhan khusus dan memerlukan bantuan ekstra dalam memahami pelajaran.
Meski top chef yang satu ini memiliki keterbatasan dalam memahami bacaan, Jamie menunjukkan dirinya mampu berdiri di atas keberhasilan. Ia diklaim sebagai koki terkaya dengan kekayaan £150juta atau sekira Rp 2.000 triliun.
Hasrat memasaknya telah timbul sejak ia masih remaja. "Saya dulu adalah seorang remaja yang benar-benar sudah dibodohi oleh cinta, gairah, dan semangat untuk makanan," ungkap Jamie Olivier.
Jamie yang sudah menulis hampir 20 buku masak, mengatakan tidak pernah menyelesaikan buku yang dibacanya. Kemampuan disleksianya itu mengungkung keterbatasannya untuk mengeksplorasi isi berbagai buku, sebelum ia membaca buku Catching Fire novel karya Suzanne Collins.
Jamie sebelumnya mengakui, ia mudah bosan saat membaca buku. Bahkan, tidak pernah menyelesaikan bukunya satu pun.
"Saya tidak pernah membaca buku dalam hidup, yang saya tahu kedengarannya sangat bodoh, tapi saya memiliki disleksia dan saya mudah bosan," ungkapnya pada 2013 silam
Sebelumnya, ia hampir menyelesaikan salah satu buku yang berjudul 'Kitchen Confidential' karya Anthony Bourdain. "Orang-orang mengatakan bahwa saya ini bodoh, padahal saya sedang berjuang," ucap pria asal Essex, Inggris.
(Food)
Mengulik pada masa kanak-kanak dulu, kesulitannya karena persoalan disleksia itu, memang membutuhkan perjuangan ekstra, terutama pada masa mudanya. Ia berujar, "Saya benar-benar tidak memiliki siapa pun untuk membantu dan mengerti persoalan disleksia dan tak ada yang menguatkan saya."
Meski sekarang Jamie sudah membuktikan kesuksesannya, ia masih suka mengumpulkan kayu apung diam-diam. Kayu itu dibuat untuk membuat talenan. Ia berpikir, siapa tahu hal ini bisa menghasilkan keuntungan kecil-kecilan untuk dijual.
Ayah dari 5 anak dan suami dari Juliette Norton ini, unjuk gigi akan perjuangannya. Meski disleksia, ia tetap bisa mencapai gemilang kariernya sebagai seorang chef ternama. Bahkan, ia berhasil membuka sebuah gerai restoran Italia di Bali. Demikian dilansir Okezone dari berbagai sumber.