Ia juga menyoroti kekecewaan Generasi Z terhadap aplikasi kencan digital.
“Lebih dari separuh tim kami adalah Generasi Z, dan saya mendengar hal yang sama berulang kali. Aplikasi kencan telah membuat mereka frustrasi karena sulit menemukan cinta sejati. Jujur, itu menyedihkan,” tambahnya.
Karena itulah, alih-alih terus menggeser layar ke kanan di aplikasi kencan, sebagian Generasi Z memilih interaksi langsung yang lebih natural dengan harapan menemukan pasangan di tempat sederhana seperti supermarket.
Meski menarik, fenomena ini lebih tepat disebut sebagai tren sosial ketimbang hasil studi ilmiah. Namun, tren ini menunjukkan perubahan cara generasi muda membangun relasi di era kejenuhan digital.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)