Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hong Kong hingga China Mulai Terapkan Muslim Friendly Traveler

Annastasya Rizqa , Jurnalis-Jum'at, 21 November 2025 |19:55 WIB
Hong Kong hingga China Mulai Terapkan Muslim <i>Friendly Traveler</i>
Hong Kong hingga China Mulai Terapkan Muslim Friendly Traveler. (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Potensi wisatawan Muslim makin berkembang pesat dalam beberapa waktu terakhir di seluruh dunia. Hal ini mendorong sejumlah negara meningkatkan indikator dan fasilitas pariwisata yang sesuai dengan pasar para Muslim traveler ini.

Di Asia, sejumlah negara berlomba menguatkan standarisasi untuk para Muslim traveler. Tak melulu dari Organisation of Islamic Corporation (OIC), beberapa negara seperti Jepang, Hong Kong, Thailand, Taiwan hingga Korea Selatan juga mendorong meningkatkan indikator wisata ramah Muslim melalui promosi destinasi hingga kuliner autentik yang halal.

“Negara non-OIC seperti Hong Kong, Thailand, Korea, Taiwan dan sebagainya, mereka berlomba-lomba menyediakan fasilitas ramah muslim dan Global Muslim Travel Index mereka bahkan gak rendah-rendah banget loh, itu hampir menyamai negara-negara yang OIC,” ungkap Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) ASTINDO, Pauline Suharno dalam acara Muslim Travel Fair 2025 di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/11/2025).

Pauline mengatakan tahun 2023 Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di ASEAN, memiliki andil besar dalam 70 juta perjalanan wisatawan Muslim di seluruh ASEAN. Adapun totalnpengeluaran muslim traveler di ASEAN pada tahun 2023 mencapai USD220 miliar dan diperkirakan akan meningkat sampai USD274 miliar di tahun 2026.

 

Pauline juga menjelaskan negara seperti Hong Kong, Jepang, Taiwan, Korea hingga China mulai memerhatikan standarisasi untuk memenuhi destinasi wisata yang ramah muslim mulai dari fasilitas hotel dengan bidet, destinasi wisata hingga kuliner autentik yang halal.

“Mereka menyediakan list restaurant halal dan Muslim friendly. Tentunya wisatawan kita ketika berkunjung ke satu negara, kan pengennya icipin makanan lokal. Nah, Hongkong itu sudah menyediakan dimsum halal. Mereka juya punya masjid yang dikelola oleh orang Indonesia,” jelas Pauline.

Penyesuaian konsep muslim friendly traveler ini tidak hanya makanan, tetapi indikator akumulasi dan juga isi perjalanannya.

Peningkatan permintaan dari muslim traveler ini membuat para pelaku bisnis di sektor pariwisata ikut beradaptasi. Pauline pun mengungkap sejumlh negara non OOC ini terus mengembangkan produk-produk paket wisata dan menyesuaikan dengan kebutuhan para muslim traveler.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement