JAKARTA - Dua bayi baru lahir di sebuah rumah sakit pemerintah di Indore, Madhya Pradesh, India, meninggal dalam dua hari berturut-turut pada September 2025 lalu. Kedua bayi tersebut sedang dirawat di ruang NICU dan dilaporkan mengalami gigitan tikus.
Video tikus berkeliaran di ruang NICU turut viral di berbagai platform media sosial dan membuat warganet miris.
Bayi pertama adalah bayi perempuan berusia 15 hari dengan kondisi anemia kongenital. Berat badannya sangat rendah, sekitar 1 kg, dan dirawat menggunakan ventilator. Bayi itu mengalami gigitan tikus di jari tangannya.
Sementara bayi kedua adalah bayi rujukan dari Dewas dengan berat 1,6 kg. Ia juga memiliki berat badan rendah dan kondisi medis serius. Gigitan tikus turut ditemukan pada tubuhnya. Pihak rumah sakit menjelaskan bahwa gigitan tersebut bukan penyebab utama kematian.
Namun, keberadaan tikus di area perawatan intensif tetap menjadi perhatian besar. Peristiwa ini menegaskan bahwa lingkungan rumah sakit, terutama ruang yang merawat bayi, harus benar-benar bersih dan aman.
Dr. Jitendra Verma, Wakil Superintendent MY Hospital, menyatakan bahwa gigitan tikus pada jari bersifat kecil dan kematian terjadi akibat anemia kongenital. Pihak rumah sakit mengakui adanya seekor tikus besar yang berkeliaran di NICU selama beberapa hari sebelum kejadian.
Tikus tidak hanya ditemukan di NICU, tetapi juga dilaporkan berkeliaran di gedung-gedung terdekat seperti rumah sakit anak (Children’s Hospital), TB Center, dan Rumah Sakit Kanker di sekitar MY Hospital. Manajemen rumah sakit menyebut hujan dan genangan air di lubang-lubang tikus sebagai salah satu penyebab infestasi.
Selain itu, karung makanan terbuka yang dibawa pengunjung turut memancing kedatangan tikus. Menanggapi hal ini, pemerintah setempat menjatuhkan sanksi berupa denda sebesar 100 ribu rupee atau sekitar Rp18,9 juta kepada perusahaan pengendali hama, penghentian kontrak, serta penangguhan beberapa petugas rumah sakit.
Namun, sorotan terbesar dari kasus ini adalah lemahnya sistem administrasi rumah sakit, bukan sekadar persoalan keberadaan tikus.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)