Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Program MBG Terbukti Bermanfaat, tapi Menunya Belum Sesuai Selera Anak

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Rabu, 12 November 2025 |17:03 WIB
Program MBG Terbukti Bermanfaat, tapi Menunya Belum Sesuai Selera Anak
Program MBG Terbukti Bermanfaat, tapi Menunya Belum Sesuai Selera Anak. (Foto: Layar Tangkap Zoom CISDI KPAI)
A
A
A

JAKARTA - Hasil survei mengungkap sebuah fakta bahwa anak-anak sangat terbantu dengan hadirnya program MBG (makan bergizi gratis). Tapi, banyak anak yang tak menghabiskan makanannya karena tidak sesuai dengan selera mereka.

Hal itu merupakan hasil sebuah survei bertajuk "Kajian Suara Anak: Mengedepankan Perspektif Anak dalam Program Makan Bergizi Gratis". 

Salah satu masukan yang ditemukan oleh peneliti anak dalam kajian ini adalah pentingnya pelibatan bermakna anak dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi program MBG di lapangan.

"Diperlukan juga pelibatan bermakna anak sekolah dalam semua proses MBG dari perencanaan menu, pemberian edukasi gizi dengan pendekatan teman sebaya, hingga evaluasi pelaksanaan MBG di sekolah melalui mekanisme diskusi terpumpun maupun survei umpan balik yang bisa memberikan rasa aman kepada siswa," ujar Wakil Ketua KPAI Jasra Putra, dalam konferensi pers secara daring, Rabu (12/11/2025).

KPAI juga meminta program MBG harus memastikan hak anak terpenuhi dengan menjamin kualitas gizi dan keamanan pangan. Itu dapat dilakukan dengan melalui penerapan standar yang ketat serta mewujudkan lingkungan pangan sehat melalui pendekatan lintas sektor, khususnya dinas kesehatan dan pendidikan dalam program MBG.

"Pemerintah juga harus mendorong masyarakat terlibat atau bekerja sama dalam mendukung, dan memantau pelaksanaan program MBG, serta memastikan tidak ada lagi intimidasi maupun bentuk kelalaian lain dalam pelaksanaan MBG yang berdampak terhadap kondisi fisik maupun psikis anak sebagai penerima manfaat dari program MBG," kata Jasra.

 

Sementara itu, Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah mengatakan saat ini pemerintah belum melibatkan anak-anak dalam menentukan menu. Sehingga, ada sebagian anak yang tidak menyukai makanan yang disediakan.

"Selama ini, kita lebih sering mendengar perspektif dari orang dewasa mengenai MBG, melalui kajian ini kami ingin mendengar apa yang disuarakan anak. Kami berharap peluncuran kajian yang disampaikan hari ini bisa menjadi masukkan bagi perbaikan pelaksanaan program MBG ke depannya," ucap Margaret.

Melalui kajian ini, anak membagikan pengalaman dan masukan secara langsung mengenai pelaksanaan MBG.

"Selama ini, kami menilai pelibatan anak masih sangat terbatas sebagai objek dalam program MBG. Tidak seperti praktik di negara lain, anak-anak di Indonesia belum dilibatkan dalam penentuan menu, edukasi gizi, hingga evaluasi program di sekolah mereka," kata Chief of Research and Policy CISDI Olivia Herlinda.

KPAl meminta agar setiap stakeholder yang terkait dengan program MBG mendengarkan suara anak. Kajian ini juga menemukan kasus intimidasi oleh kepala dapur terhadap anak yang merekam dan melaporkan makanan yang tidak layak di sekolah.

(Rani Hardjanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement