Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Riset: Sering Ngantuk saat Dekat Pasangan? Ini Penyebabnya

Gilang Patria Ramadhan Baskoro , Jurnalis-Rabu, 03 September 2025 |08:27 WIB
Riset: Sering Ngantuk saat Dekat Pasangan? Ini Penyebabnya
Riset: Sering Ngantuk saat Dekat Pasangan? Ini Penyebabnya (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA – Pernahkah merasa mengantuk ketika sedang dekat dengan pasangan? Fenomena ini ternyata bukan sekadar sugesti, melainkan berkaitan dengan proses biologis yang terjadi dalam tubuh saat berada di dekat orang yang memiliki ikatan emosional erat.

Melansir dari Viol the Biologist, fenomena tersebut dijelaskan melalui dua faktor utama, yakni sinkronisasi pola tidur dan pelepasan hormon cinta. Sinkronisasi pola tidur adalah penyesuaian ritme sirkadian antar pasangan ketika mereka sering berbagi waktu istirahat.

Proses ini membantu menciptakan jadwal tidur-bangun yang lebih konsisten. Kondisi tersebut meningkatkan kualitas tidur, memperkuat rasa aman, dan menumbuhkan kedekatan emosional.

Selain itu, rasa kantuk juga dipicu oleh pelepasan hormon oksitosin. Hormon ini dikenal sebagai “hormon cinta” karena mampu memunculkan rasa relaksasi, aman, serta keterhubungan emosional. Lingkungan tidur pun menjadi lebih tenang dan mendukung istirahat yang stabil, terutama fase tidur REM (Rapid Eye Movement) yang berperan penting dalam pemulihan tubuh dan otak.

Riset Pendukung

Sejumlah penelitian memperkuat penjelasan ini. Andersen ML menegaskan bahwa kualitas tidur dan kepuasan dalam hubungan rumah tangga saling berkaitan, dengan menyebut “sleep quality and marital satisfaction are closely linked, with co-sleeping dynamics playing a significant role in this relationship.”

Drews HJ melalui studi polysomnography menemukan bahwa “cosleeping was associated with better subjective sleep quality, increased total sleep time, and REM sleep” serta “sleep stages were more synchronized during cosleep.” Penelitian lanjutan Drews dkk. (2020) menambahkan bahwa tidur bersama dapat meningkatkan fase REM sekitar 10 persen dibanding tidur sendiri.

Sementara itu, penelitian Novak & Miller menunjukkan bahwa kedekatan posisi tidur juga berdampak positif. Mereka melaporkan bahwa “closer couple sleep positions (spooning, intertwined, or face-to-face) were linked with lower couple perceived stress and less insecure attachment”, yang berarti pasangan yang tidur berdekatan cenderung memiliki tingkat stres lebih rendah dan ikatan emosional yang lebih aman.

Keseluruhan temuan ini menunjukkan bahwa rasa kantuk ketika berada di dekat pasangan bukanlah hal aneh, melainkan respons alami tubuh yang muncul akibat sinkronisasi biologis dan ikatan emosional yang kuat.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement