Drews HJ melalui studi polysomnography menemukan bahwa “cosleeping was associated with better subjective sleep quality, increased total sleep time, and REM sleep” serta “sleep stages were more synchronized during cosleep.” Penelitian lanjutan Drews dkk. (2020) menambahkan bahwa tidur bersama dapat meningkatkan fase REM sekitar 10 persen dibanding tidur sendiri.
Sementara itu, penelitian Novak & Miller menunjukkan bahwa kedekatan posisi tidur juga berdampak positif. Mereka melaporkan bahwa “closer couple sleep positions (spooning, intertwined, or face-to-face) were linked with lower couple perceived stress and less insecure attachment”, yang berarti pasangan yang tidur berdekatan cenderung memiliki tingkat stres lebih rendah dan ikatan emosional yang lebih aman.
Keseluruhan temuan ini menunjukkan bahwa rasa kantuk ketika berada di dekat pasangan bukanlah hal aneh, melainkan respons alami tubuh yang muncul akibat sinkronisasi biologis dan ikatan emosional yang kuat.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)