4. Selain itu, bagi generasi sebelumnya menganggap keyboard merupakan alat sekunder yang diadopsi secara bertahap, sedangkan bagi generasi Z keyboard sudah menjadi bentuk utama komunikasi tertulis.
5. Hilangnya kemampuan menulis tangan bukan hanya simbolis. Namun, hal ini memiliki konsekuensi kognitif yang nyata, terutama dalam hal memori dan pembelajaran. Menulis dengan tangan menstimulasi area otak yang tidak terstimulasi oleh mengetik, sehingga memperkuat daya ingat dan pemahaman.
Hilangnya tulisan tangan secara perlahan hanyalah salah satu contoh bagaimana perangkat digital membentuk kembali kebiasaan sehari-hari.
Namun hal itu meninggalkan pertanyaan, mengapa Gen Z meninggalkan tulis tangan?
1. Ruang digital lebih mendominasi dilakukan menggunakan laptop dan tablet. Keduanya menggantikan buku catatan
2. Komunikasi instan, didominasi oleh pesan teks dan media sosial.
3. Praktik sehari-hari berkurang karena administrasi dan dokumen dilakukan secara online.
4. Kecepatan, dimana mengetik terasa lebih efisien daripada menulis.
(Rani Hardjanti)