JAKARTA - Lidah sapi merupakan salah satu makanan yang banyak disukai masyarakat. Di era ini, banyak restoran panggang yang menyajikan daging lidah sapi untuk dibakar dan disantap dengan kondimen ala Korea.
Lidah sapi sendiri banyak diolah menjadi berbagai hidangan kuliner termasuk di Indonesia. Namun, di balik kelezatannya, konsumsi lidah sapi juga perlu diperhatikan agar tak menimbulkan masalah kesehatan.
Praktisi Kesehatan dr. Dion Haryadi mengatakan lidah sapi per 100 gram mengandung 284 kcal, 22 gram lemak, 19 gram protein, 0 gram karbohidrat. Meski tinggi protein, namun lidah sapi juga tinggi kalori sehingga perlu bijak dikonsumsi.
“Walaupun proteinnya cukup tinggi tapi kalori sekaligus lemaknya juga cukup tinggi jadi tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan juga,” tulis dr. Dion di Instagram-nya, @dionharyadi.
Tak hanya tinggi kalori, salah satu yang membuat konsumsi lidah sapi harus diperhatikan ialah tingginya kandungan purin dalam kuliner ini.
Seperti diketahui, makanan dengan kandungan purin tinggi dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit asam urat.
“Ditambah kandungan purinnya yang menengah tinggi jadi harus diperhatikan untuk yang punya masalah asam urat,” tambah dr. Dion.
Untuk itu, penting mengonsumsi dengan bijak olahan lidah sapi meski terasa nikmat. Perlu diketahui bahwa lidah sapi juga bukan merupakan sumber protein utama sehingga tak disarankan dikonsumsi setiap hari.
“Secara nilai gizi, (lidah sapi) bukan sumber protein yang cocok dikonsumsi harian,” ungkap dr. Dion.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)