Kebersamaan dengan sang abang di lapangan membuat Axel semakin jatuh cinta pada olahraga ini. Dari sekadar coba-coba, akhirnya ia mulai serius, dari mulai bermain di sekolah, masuk kelompok olahraga atau hanya sekedar bermain di lapangan Axel bahkan bercerita bahwa ia pernah menempuh perjalanan 40 menit hanya untuk bermain basket Bersama teman-temanya.
Tak hanya menjadikan basket sebagai hobi, Axel Nababan pernah menaruh harapan besar pada olahraga ini sebagai jalan hidupnya. Salah satu impiannya saat itu adalah mengikuti ajang Developmental Basketball League (DBL) Indonesia, yang dikenal sebagai kompetisi prestisius antar pelajar dan sering menjadi batu loncatan menuju karier atlet profesional.
Awalnya, Axel sudah ingin mencoba peruntungan di DBL sejak kelas 10 SMA. Namun, karena baru satu tahun memulai basket, ia merasa belum cukup siap secara fisik maupun mental. Ia sadar bahwa butuh lebih dari sekadar semangat untuk bersaing di level kompetitif.
Baru ketika menginjak kelas 12, keinginan itu kembali menguat. Axel memutuskan untuk serius mengejar mimpinya dari latihan rutin hingga menjaga pola hidup agar siap menghadapi seleksi DBL. Sayangnya, rencana yang sudah disusun rapi itu harus berakhir pahit karena di saat persiapanya ia mengalami cedera yang cukup parah di kakinya.
"Waktu persiapan seleksi DBL Indonesia terakhir aku di kelas 3 SMA itu aku perjuangin banget, tapi karena cedera saat latihan itulah aku jadi latihannya kurang," ungkap Axel.
Ia mengakui bahwa performanya saat itu tidak bisa menyamai rekan-rekannya yang terus berlatih konsisten. “Pastinya skill-nya jadi nggak sama Sama teman yang lebih sering latihan, jadi yang kepilih ya pasti teman-teman yang skill-nya lebih baik saat itu,” lanjutnya.
Meski impian untuk masuk DBL pupus, perjuangan Axel tak pernah sia-sia. Semangat dan disiplin yang ia tanam selama latihan menjadi bekal penting dalam membentuk karakter dan mentalitasnya termasuk saat menapaki jalur barunya di dunia musik.
Axel merasa itu bukan masalah besar dalam hidupnya ditambah ia merasa bahwa saat ini tujuannya sudah berbeda
“Mungkin dulu aku main basket untuk ngejar karier, tapi sekarang ya sudah sekedar hobi saja dan untuk kesehatan karena tujuan hidup dan karier aku pun berubah dan sekarang sudah fokus ke lain hal kayak musik,” ungkapnya.
Aulia Rizky Utami
(Kurniasih Miftakhul Jannah)