Bagi para orangtua yang anaknya sudah terlanjur terpapar konten anomali hingga hafal semua karakter bahkan alur ceritanya, Nurul memberikan beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Lakukan koneksi sebelum koreksi – Bangun kedekatan emosional dengan anak terlebih dahulu.
2. Ajak anak berdiskusi – Dengarkan pemahaman mereka tentang konten yang ditonton.
3. Berikan penjelasan yang masuk akal dan sesuai usia anak – Gunakan bahasa sederhana.
4. Awasi dan seleksi tayangan anak – Pastikan anak hanya mengakses konten yang sesuai dengan usianya.
5. Susun rekomendasi tontonan berkualitas – Arahkan waktu layar anak untuk menyimak program yang mendidik.
6. Terapkan aturan yang tetap – Tetapkan batasan yang jelas dan terapkan secara berkelanjutan.
Nurul juga menekankan pentingnya peran orangtua dalam membentuk kebiasaan digital yang sehat pada anak-anak, agar mereka tumbuh dengan kemampuan berpikir yang kuat dan sehat secara mental.
"Jangan tunggu sampai anak kita benar-benar kehilangan kemampuan memilah informasi yang baik. Orangtua harus jadi filter pertama sebelum anak menyerap berbagai konten di internet," pungkasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)