JAKARTA - Apakah mungkin menurunkan berat badan dengan hanya makan kentang setiap hari? Jawabannya: mungkin saja, tetapi ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda mencobanya.
Andrew Flinders Taylor, seorang pria asal Australia, membuktikan bahwa diet ekstrem ini bisa menghasilkan perubahan besar. Dalam sebuah video YouTube yang diunggah pada Desember 2016, Taylor berbagi pengalamannya menjalani diet yang hanya terdiri dari kentang selama hampir satu tahun penuh.
Hasilnya? Ia berhasil menurunkan berat badan sebanyak 117 pon atau sekitar 53 kg dari berat awalnya yang mencapai 334 pon (151 kg).
Taylor menyebut eksperimennya sebagai Spud Fit Challenge, sebuah tantangan pribadi yang bertujuan untuk mengatasi kecanduan makanannya. Ia menyamakan kebiasaannya makan dengan kecanduan alkohol, dan memutuskan untuk berhenti dari semua makanan kecuali kentang.
Dalam prosesnya, ia hanya makan kentang rebus, panggang, atau tumbuk tanpa tambahan mentega atau minyak. Untuk menambah rasa, ia hanya menggunakan bumbu alami seperti rempah kering atau saus bebas lemak. Ia juga mengonsumsi suplemen vitamin B12 karena tidak ada asupan hewani dalam dietnya.
Setelah menyelesaikan tantangan selama satu tahun, Taylor beralih ke pola makan nabati yang lebih seimbang, termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan meskipun kentang masih menjadi bagian utama dari menunya.
Taylor mengaku tidak hanya mengalami penurunan berat badan drastis, tetapi juga mendapatkan manfaat lain seperti:
Meskipun Taylor merasakan banyak manfaat, pakar kesehatan tetap mengingatkan bahwa diet ini sangat ketat dan tidak dianjurkan untuk semua orang.
Dr. Spencer Nadolsky, seorang spesialis obesitas dan penulis buku The Fat Loss Prescription, menyatakan bahwa kentang mengandung banyak nutrisi penting seperti serat, kalium, dan vitamin C. Ubi jalar bahkan tinggi vitamin A. Namun, diet ini sangat rendah protein dan lemak sehat, yang berpotensi mengganggu metabolisme jika dilakukan dalam jangka panjang.
Tanpa protein cukup, tubuh bisa kehilangan massa otot, yang penting untuk kekuatan tubuh dan kesehatan metabolisme.
Ya, karena prinsip utama penurunan berat badan adalah defisit kalori. Diet kentang bisa membantu Anda mencapai defisit tersebut karena makanan yang dikonsumsi terbatas dan rendah kalori. Namun, hal itu tidak menjamin bahwa diet ini menyehatkan atau aman untuk diterapkan dalam jangka waktu lama.
Taylor sendiri tidak membatasi jumlah kentang yang dimakan, ia makan sesuai rasa lapar. Bahkan, dalam bulan pertama tanpa olahraga, ia tetap kehilangan 22 pon. Setelah itu, ia mulai rutin berolahraga selama 90 menit per hari.
Namun, perlu dicatat, hasil yang dialami Taylor bukan jaminan bahwa diet ini akan berhasil bagi semua orang.
Jawaban pendeknya: tidak disarankan. Menurut Dr. Nadolsky, diet ini tergolong ekstrem dan tidak mudah dijalani oleh banyak orang. Risiko yang bisa muncul antara lain tubuh mudah lelah, rasa lapar yang berlebihan, kekurangan nutrisi, serta berkurangnya massa otot.
Jika ingin menurunkan berat badan secara sehat, lebih baik menerapkan pola makan seimbang dengan:
(Qur'anul Hidayat)