Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menyelusuri Jejak Kepercayaan Kuno di Hutan Matotonan Kampung Para Pengungsi Perang

Rus Akbar , Jurnalis-Senin, 26 Mei 2025 |15:02 WIB
Menyelusuri Jejak Kepercayaan Kuno di Hutan Matotonan Kampung Para Pengungsi Perang
Kampung Matotonan. (Foto: Rus Akbar)
A
A
A

Menjaga Tradisi di Ambang Zaman

Desa Matotonan telah ditetapkan sebagai desa wisata sejak 2021, namun modernisasi belum benar-benar menyentuh jantung budaya mereka. Sinyal telepon belum stabil, listrik hanya menyala sebagian waktu, dan jalan beton yang dibangun pemerintah hanya selebar dua meter, tak selalu bisa dilalui motor.

Di balik segala keterbatasan itu, Matotonan tetap berdiri sebagai benteng terakhir Arat Sabulungan. Di sinilah para Sikerei—dukun, tabib, sekaligus pemimpin spiritual—masih memainkan peran sentral. Mereka tak hanya menyembuhkan tubuh yang sakit, tapi juga menjaga hubungan manusia dengan roh hutan, sungai, dan langit.

Matotonan bukan sekadar desa di pedalaman Siberut. Ia adalah lanskap hidup yang merekam pergeseran zaman, konflik, penyatuan, dan keteguhan mempertahankan jati diri. Di tempat inilah Arat Sabulungan tetap berdenyut dalam ritual, hutan, dan kehidupan sehari-hari—menunggu untuk didengar, dipahami, dan dihargai.

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement