Untuk merayakan selesainya pembangunan, Jennifer menggelar syukuran dengan mengundang anak-anak yatim serta upacara Melaspas, sebuah tradisi Bali untuk menyucikan rumah sebelum dihuni.
Acara ini dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat, termasuk ayahnya, Richardo Benito, dan ibu mertuanya.
Pembangunan rumah ini juga menjadi bentuk penghormatan terhadap mendiang suaminya, Dali Wassink, yang turut memilih setiap elemen desain rumah sebelum wafat.
Meski Dali meninggal sebelum rumah selesai dibangun, Jennifer tetap melanjutkan proyek ini sebagai kenangan bersama .
Keputusan untuk pindah ke rumah baru ini juga dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk memulai lembaran baru setelah kepergian suaminya.
Jennifer merasa sulit tinggal di rumah lama yang penuh kenangan, sehingga membangun rumah baru menjadi langkah penting dalam proses penyembuhannya.
(Kemas Irawan Nurrachman)