Manusia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Namun, jam kerja harus stabil dan manusiawi agar tak berdampak buruk pada mental dan kesehatan. Jam kerja yang terlalu lama akan menimbulkan stres dan berpengaruh pada kualitas pekerjaan.
Namun, sebenarnya berapa jam kerja yang ideal bagi seorang karyawan? Terkait hal ini, sejumlah tokoh di dunia sudah memberi usulan yang berbeda-beda. Namun, jam kerja yang diusulkan menimbulkan perdebatan karena dianggap terlalu panjang dan berbahaya bagi kesehatan karyawan.
Melansir Times Entertainment, Senin (17/2/2025), pada 2023 salah satu pendiri Infosys sebuah perusahaan teknologi informasi multinasional asal India, Narayana Murthy menyatakan bahwa perlunya perubahan budaya kerja menjadi 70 jam per minggu.
Kemudian pada 2024 S.N. Subrahmanyan seorang Ketua dan Direktur Pelaksanaan Larsen & Toubro (L&T) menyatakan bahwa seorang karyawan harus bekerja pada hari Minggu dengan total bekerja selama 90 jam per minggu.
Kemudian yang baru-baru ini Elon Musk yang bercerita di X bahwa para karyawan yang bekerja di Departement of Government Efficiency (DOGE) itu bekerja selama 17 jam sehari atau setara dengan 120 jam per minggu.
Ketiga pernyataan tersebut pun menimbulkan pertanyaan apakah jam kerja yang panjang ini akan menghasilkan kinerja kerja yang maksimal atau tidak. Pasalnya banyak negara, termasuk Indonesia menerapkan jam kerja selama 40 jam per minggu.
Bekerja selama 40 jam kerja dianggap sudah ideal karena mempertibangkan kesehatan, baik fisik maupun mental.
Dilansir dari International Journal of Environmental Research and Public Health, karyawan yang bekerja dengan jam kerja yang panjang rentan menderita berbagai jenis masalah kesehatan kerja. Jika seorang karyawan sakit, hal itu akan menyebabkan hasil dari kinerja kerjanya menurun.