Uya Kuya menduga, warga tersebut salah paham dan mengira bahwa ia akan menggunakan video tersebut demi keuntungan pribadi.
"Cuma karena mungkin mereka nggak ngerti bahasa kita, jadi kita ditegur sendiri, yang lain nggak ditegur. Padahal yang lain datang ambil video juga, kita doang yang ditegur, tapi nggak apa-apa, kita ngerti juga perasaan mereka. Dan setelah kita lihat video mereka yang di-upload di TikTok kan banyak komentar yang di-like sama si peng-upload itu, yang dia like itu ternyata yang mereka bicarakan kita dituduhnya scammer," ungkapnya.
"Melihat dari komentar di konten aslinya Tiktoknya, mereka mengira kita adalah scammer yang berpura-pura menjadi korban kebakaran untuk mengumpulkan donasi demi kepentingan pribadi, karena mereka tidak mengerti mother languange kita," paparnya.
(Kemas Irawan Nurrachman)