Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Alasan Banyak Gen Z Punya Second Account Medsos, Tanda Gangguan Mental?

Wiwie Heriyani , Jurnalis-Senin, 25 November 2024 |20:00 WIB
Alasan Banyak Gen Z Punya <i>Second Account</i> Medsos, Tanda Gangguan Mental?
Alasan Banyak Gen Z Punya Second Account Medsos (Foto: Freepik)
A
A
A

PENGGUNAAN sosial media kini bukan sesuatu yang tabu di zaman serba maju seperti saat ini. Siapapun bisa memiliki dan mengaksesnya secara bebas.

Salah satu kalangan yang terkenal melek dengan sosial media adalah Generasi Z alias Gen Z. Mengingat, Gen Z merupakan salah satu generasi yang lahir dengan kemajuan teknologi yang pesat. 

Namun, fenomena memiliki second account alias memiliki lebih dari satu akun media sosial sedang menjadi tren di kalangan Gen Z. 

Apa yang menyebabkan fenomena ini? Mengapa Gen Z banyak yang memiliki second account pada sosial medianya? berikut ulasannya, melansir dari laman resmi Universitas Airlangga. 

Pakar Psikologi dan Perkembangan Anak UNAIR, Prof. Dr. Nurul Hartini mengatakan, hal tersebut terjadi karena sebagian besar mereka tidak ingin menampakkan jati diri aslinya di media sosial.

Prof Nurul menilai, fenomena tersebut menunjukkan kepribadian yang kurang sehat. Ibaratnya, dalam sosial media, para gen Z harus memakai banyak topeng layaknya bermain peran. 

Jika fenomena tersebut berlangsung cukup lama akan mempengaruhi kesehatan mental bagi gen Z.

“Tentunya, mereka akan mengalami kelelahan karena fenomena tersebut. Dari sini kita dapat lihat pendidikan dalam keluarga menjadi faktor protektif untuk para gen Z terhadap pengaruh media sosial yang negatif,” ujar Prof Nurul. 

Kondisi tersebut menurutnya menyebabkan generasi Z dinilai memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah. Pasalnya, mereka cenderung rentan mengalami gangguan kesehatan mental.

Prof Nurul juga mengungkapkan, salah satu penyebab gen Z memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah adalah penggunaan sosial media kurang tepat.

Selain itu, keberadaan sosial media tak dapat dimungkiri memudahkan kehidupan para generasi Z. Namun, dalam penggunaannya, mereka harus mendapat perhatian khusus agar sosial media menjadi platform tepat guna.

“Sebetulnya, hadirnya media sosial ini memiliki dua mata sisi. Yakni, dapat berdampak positif jika dapat menggunakannya dengan bijak dan dapat berdampak negatif jika keliru dalam penggunaannya,” ungkapnya.

Prof Nurul menerangkan, fenomena tersebut tidak terjadi dengan rentang waktu yang singkat, namun terbentuk karena proses yang cukup panjang. 

Karena itu, orang tua dan keluarga memiliki peranan besar membangun lingkungan yang positif sedari dini. Ia menambahkan, para orang tua harus menerapkan pola asuh yang tepat dan sehat di tengah era digitalisasi. 

Salah satunya, dengan memberikan pengenalan dan pengawasan sedari dini yang tepat dalam penggunaan sosial media. Anak-anak yang lepas dari kontrol orang tua akan rentan terpengaruh hal negatif di sosial media.

“Anak yang rentan terpengaruh hal disosial media akan cenderung menjadi sensitif. Seperti halnya kasus anak yang mendapat ejekan dari kawan sebayanya melalui media sosial. Hal yang demikian akan menimbulkan trigger dalam diri anak,” jelasnya.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement