Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah menarik untuk diulas. Ini rencananya menjadi lokasi para menteri dan wakil menteri yang baru saja dilantik Presiden RI Prabowo Subianto untuk berkumpul.
Seperti diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto telah mengumumkan secara resmi menteri-menteri yang akan membantunya di kabinet. Perkenalan ini berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu 20 Oktober 2024.
Usai dilantik, para menteri dan wakil menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran rencananya akan berkumpul di Akademi Militer Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah.
Agenda berkumpul para menteri dan wakil menteri di Lembah Tidar itu disebut-sebut akan berlangsung tiga atau empat hari pada pekan depan usai mereka dilantik.
Nama Tidar berasal dari kata mukti dan kedadar. Mukti berarti berhasil dan kedadar memiliki arti ditempa atau diuji.
Makna dari Tidar tersebut dapat diartikan siapa saja orang yang telah ke Lembah Tidar atau Gunung Tidar dapat dikatakan telah berhasil ditempa atau berhasil menghadapi ujian.
Hal tersebut didasarkan pada zaman dahulu banyak orang besar yang lahir dari Gunung Tidar, dan orang besar tersebut datang ke Gunung Tidar pada masa perjuangannya.
Pada zaman kemerdekaan, Gunung Tidar menjadi salah satu tempat berkumpulnya rakyat Magelang dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia dengan mengibarkan Bendera Merah Putih di puncak Gunung Tidar pada tanggal 25 September 1945.
Memasuki era kemerdekaan, Gunung Tidar merupakan bagian penting dari perkembangan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) yang saat ini dikenal sebagai Akademi Militer (Akmil).
Beberapa area di Gunung Tidar pernah dijadikan tempat berlatih militer. Di bagian puncak juga terdapat tiang bendera besar yang sering dimanfaatkan untuk kegiatan upacara oleh Akmil.
Saat era kolonial/penjajahan Belanda, Gunung Tidar merupakan kawasan yang gundul tanpa pepohonan dan hanya ditumbuhi rerumputan yang dimanfaatkan untuk menggembala hewan ternak.
Di bagian lembah yang lapang dan datar sering digunakan untuk berbagai kegiatan oleh pemerintah kolonial Belanda, misalnya sebagai tempat latihan militer, berkuda, landasan pesawat, arena bermotor, dan lain sebagainya.
Pada tahun 1960-an dilakukan penghijauan di Gunung Tidar dengan menanam pohon Pinus (Pinus merkusii).
Semenjak itu, Gunung Tidar semakin hijau dengan semakin seringnya kegiatan penanaman pohon (secara bertahap) menggunakan jenis-jenis lain, seperti Mahoni (Swietenia spp), Khaya (Khaya senegalensis) dan Damar (Agathis dammara) yang banyak dijumpai di sepanjang jalan naik menuju puncak Kebun Raya Gunung Tidar.
Pada awalnya, Gunung Tidar ini berstatus sebagai hutan kota. Pada tahun 2019, Pemerintah Kota Magelang melakukan inisiasi pembangunan kebun raya, sehingga pada tanggal 12 Januari 2021 Kawasan Gunung Tidar resmi beralih status menjadi Kebun Raya Gunung Tidar (KRGT).
Luas kawasan KRGT mencapai 701.674 m² dengan puncak yang berada di ketinggian 503 mdpl. Untuk mencapai puncak dan turun kembali, pengunjung perlu menempuh sejumlah 1.002 anak tangga.
(Kemas Irawan Nurrachman)