Tradisi Bau Nyale sebagai legenda dari Mandalika, merupakan salah satu warisan budaya paling penting di Lombok.
Festival tahunan ini terinspirasi dari legenda Putri Mandalika, yang dikisahkan terjun ke laut untuk menghindari perang antara pangeran yang memperebutkannya. Masyarakat percaya bahwa Putri Mandalika menjelma menjadi nyale, cacing laut yang hanya muncul pada waktu-waktu tertentu setiap tahun.
Bau Nyale dilaksanakan di Pantai Mandalika, seperti Pantai Seger, pada bulan Februari atau Maret. Ribuan masyarakat lokal dan wisatawan berbondong-bondong menangkap nyale, yang diyakini membawa keberuntungan.
“Bau Nyale adalah bagian dari upaya kami melestarikan budaya dan legenda lokal,” ungkap salah satu warga Lombok yang turut memeriahkan acara ini, sebagai mana dirangkum dari First Lombok TourTour, Kamis (17/10/2024).
Selain perburuan nyale, festival ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan budaya seperti lomba perahu, pementasan tari, dan pertunjukan yang mengisahkan kembali legenda Putri Mandalika. Acara ini bukan hanya mengundang wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara yang tertarik dengan budaya Lombok.
Untuk mengembangkan pariwisata Lombok, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memperkenalkan konsep storynomics tourism. Melalui pendekatan ini, kisah legenda Putri Mandalikahttps://www.okezone.com/tag/mandalika dijadikan daya tarik utama dalam festival, yang bertujuan untuk menarik lebih banyak wisatawan.
“Cerita rakyat menjadi kekuatan pariwisata yang mendukung perkembangan ekonomi kreatif,” ujar salah seorang pengamat pariwisata.