Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kondisi Balita di Surabaya Pasca Dicekoki Obat Keras oleh Babysitter, Hormon Kortisol Rendah

Annastasya Rizqa , Jurnalis-Senin, 14 Oktober 2024 |15:51 WIB
Kondisi Balita di Surabaya Pasca Dicekoki Obat Keras oleh <i>Babysitter</i>, Hormon Kortisol Rendah
Balita dicekoki obat keras. (Foto: IG @linggra.ik)
A
A
A

JAKARTA - Seorang balita di Surabaya, Jawa Timur bikin gempar publik usai dicekoki obat keras oleh sang babysitter. Obat keras tersebut diketahui merupakan obat penggemuk badan dan sudah diberikan sang pengasuh pada balita ini selama 1 tahun. Cerita pilu itu diungkap akun Instagram, @linggra.ik dan viral di media sosial. Setelah kejadian yang menimpa putranya, Linggra mengungkap kondisi terkini balita tersebut.

Pemilik akun ini menjelaskan sang pengasuh memberikan obat keras untuk penggemuk badan ini secara diam-diam. Ia menjelaskan pengasuh anaknya itu telah memberikan obat keras tersebut selama 1 tahun sejak September 2023-Agustus 2024. 

Orangtua korban mengaku mulai melihat gejala tak beres pada buah hatinya. Ia menjelaskan bayinya yang berusia 16 bulan mulai drop, susah makan hingga lemas. Setelahnya, bayi tersebut dilarikan ke rumah sakit dan melakukan test hormon.

“Hari ke-9 setelah pemberhentian obat itu, anakku jadi drop. Gak mau makan, gak mau minum, tidur terus, ga kuat untuk ngap-ngap. Langsung ku bawa ke UGD dan yess harus segera diopname,” paparnya. 

Linggra mengatakan kondisi hormon sang anak begitu drop pasca pemberian obat keras tersebut. Setelah melakukan rangkaian tes, ia mengungkap hormon sang putra begitu rendah, termasuk hormon kortisol.

Hormon tersebut merupakan hormon untuk mengatur segala aktivitas dan pergerakan. Sayangnya, hormon balita malang ini begitu rendah sehingga korban merasa lemas dan tak aktif bergerak.

“Dan memang kata dokter, Elkan ga kuat untuk bergerak karena tidak memiliki hormon kortilsol. Sehingga kita harus segera menyuntikkan hormon tersebut,” papar Linggra.

“Bayangin gara-gara pemakaian obat deksa selama 1 tahun itu yang menekan andrenocorticotropic hormon anakku sehingga tidak bisa menghasilkan hormon kortisol tersebut,” tambahnya.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement