Menurut sejumlah penelitian, olahraga rutin bisa menguatkan jantung dan menurunkan risiko masalah kardiovaskuler. Tapi olahraga berlebihan, salah satunya lari, akan meningkatkan risiko serangan jantung dan henti jantung mendadak.
Hal ini khususnya berlaku buat orang-orang yang punya risiko serangan jantung sebelumnya, baik akibat gaya hidup kurang sehat maupun faktor keturunan.
Suatu penelitian terhadap sejumlah pelari maraton menemukan, bahwa darah mereka mengandung penanda biologis (biomarker) yang terkait dengan kerusakan jantung. Temuan ini didapatkan setelah para pelari menuntaskan lomba lari ekstrem.
Indikator kerusakan jantung itu biasanya sirna dengan sendirinya. Namun, bila jantung mengalami tekanan fisik berulang, kerusakan yang temporer bisa mengakibatkan perubahan fisik pada jantung, misalnya dinding jantung lebih tebal atau terbentuk luka pada jantung.