Dalam kasus video mesum antara guru dan siswi di Gorontalo, ternyata pelaku berinisial DH (57) memanfaatkan siswinya yang seorang yatim piatu. Pelaku menjalin asmara dan memberikan segala perhatian kepada siswinya itu.
Tak hanya itu, pelaku juga kerap membantu siswi tersebut. Karena merasa diayomi, dibantu, dan diperhatikan, korban pun merasa nyaman hingga terjadi tindakan asusila tersebut.
Hal yang dilakukan oleh pelaku disebut juga dengan sexual grooming. Lantas apakah sexual grooming itu?
Psikolog Klinis, Meity Arianty menjelaskan grooming dapat terlihat seperti hubungan yang erat antara orang dewasa dan anak sehingga jika disebut Child grooming.
"Perilaku membangun hubungan emosional dengan anak di bawah umur dengan tujuan pelecehan seksual," ujar Meity saat dihubungi MNC Portal melalui pesan singkat, Sabtu (28/9/2024).
Dilansir dari WebMD, biasanya sasaran pelaku grooming adalah anak-anak di bawah umur, remaja atau orang dewasa yang rentan. Pelakunya sendiri bisa anggota keluarga, teman, rekan kerja, hingga orang asing.
Tahapan Perilaku Sexual Grooming
Ada beberapa tahapan yang dilakukan perilaku sexual grooming. Tentunya hal itu tidak dilakukan secara singkat, membutuhkan waktu panjang hingga korban luluh dan merasa nyaman.
1. Memilih korban
Biasanya pelaku akan mengincar salah satu korban dan mengamati dari jauh. Mereka memilih korban berdasarkan betapa mudahnya menghubungi mereka atau seberapa rentannya mereka. Misalnya, seorang perawat mungkin menargetkan anak yang tidak didampingi orang dewasa.