Meski begitu, riset ini bukan tanpa tantangan. Mereka cukup kesulitan untuk mendapatkan senyawa yang dibutuhkan, bahkan hingga sebulan. Beruntung, kampus UMM senantiasa membantu mereka dengan berbagai dukungan.
"Mulai dari fasilitas, motivasi, pelatihan, bimbingan, hingga biaya. Sehingga, banyak sekali kemudahan dalam melaksanakan eksperimen riset terkait pengembangan pengawet alami ini tersebut," tuturnya.
Sebagai penutup Hafid berpesan kepada para konsumen agar lebih aware dalam mengkonsumsi makanan. Apalagi melihat ada beberapa produsen yang masih tidak taat regulasi dalam penggunaan bahan tambahan pangan terutamanya pengawet makanan.
"Riset ini juga dilakukan untuk berkompetisi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang akan diadakan pada tanggal 14-19 Oktober di Surabaya," katanya.
(Leonardus Selwyn)