Beberapa sejarawan dan arkeolog berpendapat bahwa, Rakai Panangkaran adalah raja Dinasti Sañjaya (Sañjayawangśa) beragama Śiwa yang menjadi bawahan raja Dinasti Śyailendra, atau Syailendrawangsa, yang beragama Buddha.
Dari uraian Prasasti Kalasan tahun 778 dapat ditafsirkan bahwa Rakai Panangkaran diperintah oleh raja Sailendra untuk mendirikan bangunan suci Buddha.
Adapun raja Syailendra yang menjadi atasan Rakai Panangkaran diperkirakan sama dengan Śrī Sanggrāmadhananjaya yang mengeluarkan Prasasti Kelurak pada tahun 782.
(Rizka Diputra)