“Untuk hepatitis B, pada fase kronik sebagian besar tidak bergejala. Namun ketika sudah lanjut, baru muncul (gejalanya), kalau sudah seperti itu artinya fungsi liver sudah sangat berkurang dan pengobatannya menjadi lebih sulit,” kata dr Andri Sanityos.
Pengobatan hepatitis B dimulai dari fase imun aktif. Namun, bila pasien Hepatitis B dengan inflamasi sedang-berat pada hati atau fibrosis signifikan diindikasikan untuk terapi. Tujuan terapi untuk mencegah progresivitas penyakit menjadi sirosis dan kanker hati.
Hepatitis C sebagian besar tidak bergejala (asimtomatik). Dari pemeriksaan fisik pada umumnya ditemukan demam subferis dan ikterik (kuning). Diagnosis Hepatitis C ditegakkan melalui skrining anti-HVC. Jika terdeteksi positif, dilanjutkan pemeriksaan HCV RNA. Mengenai pengobatan, menurutnya, terapi DAA saat ini menjadi pilihan utama dan tingkah kesuksesan tinggi.
(Leonardus Selwyn)