Juru kampanye tunanetra dan penyiar Lucy Edwards, yang mengkampanyekan Barbie baru, mengatakan peluncuran boneka itu sangat berarti baginya.
"Saat remaja, saya merasa terisolasi karena kehilangan penglihatan dan tidak melihat model seperti saya. Saya malu dengan tongkat, tetapi mengetahui bahwa Barbie memiliki tongkat membuat saya merasa berbeda. Saya merasa kurang sendirian. menerima dan menerima kebutaanku,” ucapnya.
Direktur Konseling dan Dukungan Pelanggan di Royal Institute of the Blind, Inggris, juga senang mengetahui bahwa orang buta dan rabun jauh kini dapat bermain dengan Barbie seperti mereka.
"Kami menyukai detail desain pakaian, tongkat, dan kacamata Barbie yang baru. Ini merupakan pengakuan bahwa tidak semua orang dapat melihat dengan baik, dan hal ini terutama penting bagi tunanetra dan tunanetra," katanya.
Selain meluncurkan Barbie buta, Mattel juga bermitra dengan National Down Syndrome Society Amerika Serikat untuk merilis boneka hitam penderita sindrom Down, menyusul peluncuran boneka putih penderita sindrom Down tahun lalu.
(Martin Bagya Kertiyasa)