BEBERAPA waktu lalu dua warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan dilaporkan tewas setelah mengonsumsi buah kecubung. Warga tersebut mengonsumsi buah kecubung yang dioplos dengan obat-obatan dan alkohol.
Tentunya kasus tersebut membuat banyak orang ingin tahu lebih jelas terkait buah kecubung ini. Nah kali ini MNC Portal akan mengenal lebih jauh tentang kecubung dan bahayanya jika dikonsumsi.
Dilansir dari website Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Jumat (12/7/2024), kecubung dikenal dengan nama tanaman Jimsonweed atau
Thornapple. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Solanaceae. Tanaman kecubung menghasilkan buah kecubung yang sering disalahartikan masyarakat untuk dikonsumsi. Buah ini memiliki bentuk menyerupai kapsul yang berduri.
Kandungan buah kecubung
Siapa sangka, di dalam buah kecubung mengandung sejumlah senyawa kimia yang beracun. Senyawa tersebut memiliki efek psikotropika sehingga membuat orang yang mengonsumsinya menjadi berhalusinasi.
Adapun beberapa senyawa di dalam buah kecubung, yakni atropin, skopolamin, hiosiamin, alkaloid lain, Glikosida. Senyawa lain yang ada pada buah kecubung juga dapat memberi efek toksik dan psikotropika dari tanaman ini.
Dampak mengonsumsi buah kecubung bagi kesehatan
Setelah mengetahui senyawa beracun yang ada di dalam tanaman kecubung, tentu buah tanaman ini tidak boleh dikonsumsi.
Seseorang yang mengonsumsi buah kecubung akan mengalami beberapa tanda, seperti pupil yang melebar (midriasis), kulit kering dan panas, mulut kering, kesulitan berkemih, detak jantung yang meningkat, peningkatan suhu tubuh, dan gangguan penglihatan.
Berikut dampak kecubung bagi kesehatan.
1. Efek beracun
Memiliki kandungan banyak senyawa berbahaya, konsumsi buah kecubung bisa menyebabkan seseorang keracunan. Bahkan kalau konsumsi dengan jumlah sedikit efeknya akan sama.
2. Kerusakan Saraf dan efek psikotropika
Ternyata dampak kesehatan pada buah kecubung tidak main-main lho. Kandungan senyawa tersebut bisa mempengaruhi sistem saraf pusat.
Orang yang mengonsumsi kecubung dapat menyebabkan efek halusinasi, delirium, kebingungan, dan gangguan keseimbangan. Dan efek jangka panjangnya bisa kerusakan organ internal, seperti hati, ginjal, dan sistem saraf.