Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Populasi Turun Imbas Resesi Seks, Orang Thailand Pilih Pelihara Kucing ketimbang Punya Anak

Janila Pinta , Jurnalis-Rabu, 26 Juni 2024 |10:23 WIB
Populasi Turun Imbas Resesi Seks, Orang Thailand Pilih Pelihara Kucing ketimbang Punya Anak
Kota Bangkok, Thailand (Foto: Instagram/@art_pl92)
A
A
A

THAILAND menjadi salah satu negara berkembang yang mengalami pengurangan populasi sekitar setengahnya. Banyak dari warga negara tersebut memilih tidak memiliki keturunan dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. 

Pemerintah negeri gajah putih pun harus berupaya mengubah undang-undang agar bisa mendorong angka kelahiran lebih banyak.

Mengutip Channel News Asia, setidaknya sudah empat tahun sejak pernikahan Sira Kitpinyochai dan Boontarika Namsena, sebuah keluarga di Thailand yang memilih merawat 11 kucing daripada harus memiliki anak hasil perkawinan mereka. 

Mereka sudah memutuskan untuk tidak menjadi orangtua sebelum keduanya naik pelaminan. Pasangan itu merasa memiliki anak akan membutuhkan biaya besar yang harus dikeluarkan.

Ditambah beban lainnya seperti pengeluaran rumah tangga dan kebutuhan untuk hari tua. Mereka bahkan mengaku tak punya banyak waktu untuk merawat seorang anak.

“Sebagian besar waktu kami berada di kantor adalah 10 hingga 12 jam (sehari),” kata Boontarika.

“Bagaimana kami punya waktu untuk merawat anak-anak kami?” sambungnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pemasaran Thailand, Anchalee Chaichanavijit juga memikirkan hal serupa. Dia mengaku enggan memiliki anak karena tuntutan kehidupan profesionalnya yang sangat padat dan berat. 

Anchalee merasa membesarkan anak merupakan salah satu tugas berat yang menuntut tambahan energi, uang, sumber daya, dan waktu yang mungkin tidak bisa diberikannya.

 

“Saya tidak ingin mempunyai anak karena kehidupan saya sendiri sudah cukup sulit,” katanya kepada program Insight, mencerminkan sentimen yang semakin umum di antara banyak warga negara tetangga Indonesia itu.

National Institute of Development Administration mencatat dalam surveinya pada September lalu bahwa terdapat 44 persen responden yang menyampaikan kurangnya keinginan mereka untuk mempunyai keturunan.

Dorongan utama keputusan tersebut berputar pada alasan biaya pengasuhan anak, kecemasan tentang dampak lingkungan masyarakat terhadap anak-anak, dan tidak ingin terbebani dengan harus mengasuh anak.

Menanggapi fenomena ini, Wakil Perdana Menteri, Somsak Thepsutin pun memperingatkan jika penduduk negara kerajaan terus melakukan hal itu, maka populasi akan berkurang setengahnya. 

Yaitu dari saat ini 66 juta menjadi 33 juta dalam waktu 60 tahun. Penurunan populasi ini mungkin merupakan fenomena global, namun bagi Thailand, mereka justru akan menghadapi tantangan ini untuk pertama kalinya.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement