Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kualitas Udara DKI Jakarta Kian Memburuk, Ini Hal-Hal yang Wajib Diperhatikan!

Leonardus Selwyn Kangsaputra , Jurnalis-Senin, 24 Juni 2024 |12:47 WIB
Kualitas Udara DKI Jakarta Kian Memburuk, Ini Hal-Hal yang Wajib Diperhatikan!
Polusi udara di Jakarta. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

KUALITAS udara DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat dan menempati peringkat ketiga dunia dengan angka 166. Berdasarkan data laman resmi IQAir, hari Minggu ini pukul 06.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 166, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 77 mikrogram per meter kubik.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, konsentrasi ini setara 15,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Pada 22 Juni 2024 malam baru kembali dari Sydney mengikuti Konferensi Ketahanan Kesehatan Global. Di Sydney di pagi hari, kadar PM 2.5 nya di hanya 12 saja, jelas jauh lebih sehat dari kita di Jakarta, dan langitnya pun amat biru cerah menyegarkan," tutur Prof Tjandra dalam siaran pers yang diterima Okezone.com, Senin (24/6/2024).

Sehubungan mulai adanya kembali peningkatan polusi udara di Jakarta, maka ada empat hal yang perlu disampaikan oleh Prof Tjandra. Beberapa diantaranya adalah:

"Pertama, harus ada upaya maksimal agar polusi udara Jakarta ini dapat dikendalikan diubah. Karena, kita warga Jakarta dapat memilih untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak tercemar, tetapi kita tidak bisa memilih tentang udara yang kita hirup setiap waktu. Kalau ada polusi udara maka kita "terpaksa" atau "dipaksa" menghirup udara yang tercemar polutan dan akan merugikan kesehatan," tuturnya.

Polusi udara

Kedua, kita sudah mengetahui bahwa dalam polusi udara (termasuk di Jakarta) ada partikel, yaitu PM 10 dan PM 2.5, dan gas yg sedikitnya adlh CO, SO2 dan Ozon. Dampak polusi udara dapat berupa dampak jangka pendek sepert iritasi saluran napas, sehingga dapat menjadi pemicu keluhan batuk, sesak napas, kambuhnya Asma dan eksaserbasi Penyakit Paru Kronik (PPOK).

Kondisi ini juga dapat menyebabkan infeksi, seperti ISPA dalam bentuk bronkitis dll. Sementara itu, dampak jangka panjang mungkin saja terjadi kerusakan di saluran dan napas dan mungkin juga alveolus. Dapat terjadi penyakit paru kronik dan juga perburukannya.

"Ketiga, tentang apa yang perlu warga kota lakukan. Tentu sedapat mungkin sih membatasi aktifitas di luar rumah kalau memang kadar polusi udara dalam kategori buruk. Cara lain adalah dengan tetap menjaga kesehatan, makan bergizi, istirahat cukup dan tentu jangan merokok," katanya.

Lalu, kalau memang ada penyakit kronik (baik paru ataupun juga yang lain) maka pastikan patuhi anjuran dokter, termasuk mengkonsumsi obat rutin yang diharuskan. Cara keempat, adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggapi polusi yang terjadi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement