Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Seorang Wanita Menderita Sindrom Langka MRKH, Lahir Tanpa Memiliki Rahim

Masya Hanifa Putri , Jurnalis-Selasa, 14 Mei 2024 |22:00 WIB
Kisah Seorang Wanita Menderita Sindrom Langka MRKH, Lahir Tanpa Memiliki Rahim
Perempuan ini idap sindrom langka MRKH. (Foto: Freepik.com)
A
A
A

SEORANG wanita bernama Ally membagikan kisahnya yang mengidap sindrom kelainan langka, Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser Syndrome atau yang dikenal dengan Sindrom MRKH. Dalam sebuah podcast The Daily Mail, The Apple and The Tree, dengan presenter televisi Vouge William, Ally menceritakan kisah perjuangannya.

Melansir dari vt, Senin (13/5/2024) Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser syndrom (sindrom MRKH) merupakan kelainan langka yang hanya terjadi pada perempuan sejak lahir. Kondisi ini menyebabkan kehilangan atau kerusakan pada organ vagina dan rahim. Namun dalam kondisi ini, saluran kemih tetap berfungsi normal sehingga memungkinkan penderitanya untuk buang air kecil dengan normal.

Ally yang kini berusia 42 tahun, membagikan kisahnya yang menjalani kehidupan dengan Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser Syndrome. Kondisi ini baru dia ketahui saat menginjak masa remajanya. Kala itu, dia mengungkapkan awalnya sempat mengalami syok berat saat mengetahui mengidap kondisi langka tersebut.

Saat usia 15 tahun, Ally Masih belum mengalami menstruasi. Dia sempat melakukan pengecekan medis, namun setelah sembilan bulan berlalu Ally tetap belum juga mengalami menstruasi.

Vagina

Wendy, Ibu Ally tidak pernah mempermasalahkan hal ini. Satu momen yang paling mengiris hati adalah ketika Ally meminta pendapat ibunya mengenai ketidakmampuannya untuk memberikan cucu.

"Sama seperti aku mencintaimu, pada dasarnya aku bukan seorang ibu. Aku hanya mencintaimu karena kamu adalah milikku. Karena aku tahu sejak awal bahwa kamu tidak akan bisa punya anak, aku menyesuaikan diri dengan kenyataan," tuturnya.

Ally mengatakan bahwa dia telah memiliki hubungan dekat dan sangat baik dengan ibunya. Sejak dia didiagnosis pada usia 16 tahun. Menurutnya, dia dan ibunya telah banyak berdiskusi mengenai berbagai kesulitan yang mungkin akan Ally hadapi dengan kondisinya ini.

Wendy menambahkan bahwa dia merasa hubungannya dengan Ally lebih dekat dari kebanyakan hubungan antara ibu dan anak sejak anaknya mengidap sindrom MRKH. Dia akhirnya menganggap hal ini sebagai sebuah berkah baginya dan Ally.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement