Terlebih pria Belanda tersebut memiliki sindrom myelodysplastic atau kelainan yang disebabkan oleh sel darah yang terbentuk dengan buruk atau tidak berfungsi dengan baik.
Dengan kondisi kesehatannya yang kompleks dan sistem imun yang tidak kebal, pasien tersebut meninggal dunia akibat kondisi kelainan darahnya kambuh.
“Pada akhirnya, pasien tersebut meninggal karena kondisi hematologisnya kambuh. Meskipun mengidap COVID-19 dengan viral load yang tinggi selama total 613 hari," ujar peneliti.
(Martin Bagya Kertiyasa)