Temuan tersebut menggambarkan pentingnya poros hati-usus-otak dan menunjukkan bagaimana gangguannya dapat menyebabkan kerusakan neurologis. Selain itu, tikus yang diberi minyak yang dipanaskan menunjukkan peningkatan kolesterol dan tingkat penanda peradangan yang lebih tinggi seperti protein C-reaktif sensitivitas tinggi (hs-CRP), yang terkait dengan serangan jantung dan stroke.
Para peneliti juga mencatat kerusakan sel di dalam usus besar tikus ini, begitu pula dengan degenerasi sel pendukung saraf yang dikenal sebagai glia. Dalam serangkaian percobaan lanjutan, penulis penelitian memaparkan tikus tersebut dengan monosodium glutamat (MSG).
Mereka menemukan bahwa bahan tambahan makanan yang umum ini menyebabkan kerusakan neurologis lebih lanjut pada tikus yang dipelihara dengan menggunakan minyak bekas.
(Leonardus Selwyn)