Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Tradisi Unik Perayaan Paskah di Indonesia, Semana Santa hingga Jalan Salib

Talitha Reina Alfira , Jurnalis-Kamis, 28 Maret 2024 |09:10 WIB
5 Tradisi Unik Perayaan Paskah di Indonesia, Semana Santa hingga Jalan Salib
Ilustrasi (Foto: Freepik)
A
A
A

UMAT Kristiani di seluruh dunia setiap tahunnya merayakan Hari Paskah untuk mengenang kematian sekaligus kebangkitan Yesus Kristus. Pada edisi tahun ini, momen tersebut jatuh pada 31 Maret 2024.

Peringatan Hari Paskah biasanya identik dengan kelinci dan telur Paskah. Perayaan itu adalah hal yang mainstream yang berasal dari kebudayaan barat kontemporer.

Di sejumlah daerah Indonesia memiliki ritual dan adat unik untuk merayakan Paskah dengan cara berbeda. Berikut Okezone rangkumkan lima tradisi unik perayaan paskah di Indonesia.

1. Kure, Nusa Tenggara Timur

Ini adalah sebuah tradisi Paskah yang dirayakan oleh masyarakat Kote di Kota Noemuti, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur yang berlangsung pada Kamis Putih dan Jumat Agung, di mana umat Katolik setempat akan berjalan sebagai peziarah dari satu rumah ke rumah lain untuk berdoa bersama dan merenungkan Sengsara Yesus Kristus.

Kata Kure sendiri berasal dari kata Latin 'Currere' yang artinya berlari atau berjalan. Umat paroki mengatakan bahwa tradisi tersebut merupakan warisan misionaris Portugis yang memperkenalkannya pada tahun 1642.

Tradisi Kure

(Foto: Facebook/Aphe Putra)

Ritual dimulai dengan pembersihan salib dan patung Yesus Kristus dan Bunda Maria dan diakhiri dengan persembahan berupa uang, buah-buahan, sayur mayur dan lontar yang dipersembahkan kepada Tuhan. Sesajen ini kemudian dibagikan kepada para peziarah, kelompok doa dan peserta ritual lainnya.

2. Semana Santa, Flores Timur

Adalah tradisi paskah unik lain dari masyarakat NTT tepatnya Flores Timur yang telah menjadi sebuah parade budaya dan keagamaan yang bernilai wisata.

Semana Santa berasal dari Bahasa Portugis yang artinya Pekan Suci, di mana ritual ini dilakukan setelah Jum’at Agung dan dilaksanakan usai ziarah ke Kapel Tuan Ma, nama Bunda Maria menurut masyarakat setempat.

Keunikan dari tradisi ini adalah masyarakat setempat akan melakukan serangkaian ritual, mulai dari berdoa mengenang pengkhianatan Kristus yang dilakukan oleh Yudas Iskariot, lalu memandikan patung Bunda Maria, hingga puncaknya adalah arak-arakan patung Yesus dan Bunda Maria secara bersamaan yang berlangsung dengan khidmat.

Semana Santa

(Foto: Instagram/@linimasa_phototrip)

3. Momento Mori, Kalimantan Tengah

Momento Mori adalah bahasa Latin untuk 'ingatlah kamu akan mati' dan diyakini bahwa tradisi ini diperkenalkan pada abad ke-19 selama penjajahan Belanda.

Ritual ini dilakukan masyarakat Kristiani Kalimantan Timur pada Sabtu Suci dan melibatkan jemaah anggota keluarga di kuburan orang yang dicintai. Keluarga akan berkumpul sepanjang malam hingga fajar keesokan harinya di mana mereka akan menyalakan lilin dan mengatur bunga di atas makam.

Saat fajar menyingsing di hari Minggu Paskah, akan disediakan tenda oleh gereja bagi para peziarah untuk melanjutkan perayaan dan ibadah Paskah mereka.

4. Buha-Buha Ijuk, Sumatera Utara

Serupa namun tak sama dengan Momento Mori, masyarakat Sumatera Utara punya tradisi unik merayakan paskah dengan cara berziarah ke makam keluarga atau orang yang dicintai bernama Buha-Buha Ijuk yang dilangsungkan tepat di Minggu Paskah nya.

Ritual yang biasa dilakukan masyarakat Pangan Bolon, Nagasaribu, dan Parapat ini dilakukan pada pagi buta yakni jam 04.00 WIB dengan arahan lonceng gereja.

Buha Ijuk

(Foto: hkbpmentenglama.blogspot.com)

Setelah lonceng dibunyikan, masing-masing jamaah keluar rumah dan berjalan menuju makam keluarganya. Selesai berziarah, mereka akan melanjutkan dengan kegiatan beribadah di gereja.

5. Tradisi Jalan Salib, Wonogiri

Jalan Salib adalah satu ritual dalam merayakan Paskah yang berasal dari Abad Pertengahan, di mana salah satu yang paling terkenal di Indonesia adalah Tradisi Jalan Salib ala masyarakat Wonogiri, Jawa Tengah.

Setiap tahunnya warga setempat akan melakukan tradisi ini saat hari Jumat Agung dengan cara berjalan memanggul salib ukuran raksasa ke puncak Gunung Gandul dengan jarak tempuh sekitar kurang lebih 3 kilometer.

Tradisi Jalan Salib

(Foto: Indonesia Travel)

Ritual itu dilakukan sebagai gambaran dan napak tilas penderitaan Tuhan Yesus yang berjalan sambil memangku salib hingga ke Bukit Golgota. Di mana di tempat tersebut dia akan disalibkan.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement