Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Tradisi Unik Orang Betawi Sambut Ramadhan, Nomor 1 Pantang Ditinggalkan

Syifa Fauziah , Jurnalis-Jum'at, 08 Maret 2024 |06:28 WIB
5 Tradisi Unik Orang Betawi Sambut Ramadhan, Nomor 1 Pantang Ditinggalkan
Nyorog, salah satu tradisi sambut Ramadhan khas Betawi (Foto: Instagram/@Ikb_ig)
A
A
A

BANYAK tradisi masyarakat Indonesia dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Salah satunya ialah beragam tradisi unik khas Suku Betawi.

Ya, orang Betawi memiliki cara unik dalam menyambut Ramadhan yang hingga kini masih tetap lestari.

Meski zaman telah terhantam arus modernisasi, tradisi menyambut Ramadhan di kalangan masyarakat Betawi tidak pernah luntur bahkan semakin tertanam kuat pada generasi penerusnya sampai kini.

Hanya tinggal menghitung hari, berbagai persiapan pun dilakukan masyarakat Betawi dalam menyambut bulan suci penuh berkah itu.

Berikut Okezone rangkumkan lima tradisi orang Betawi dalam menyambut bulan Ramadhan yang masih tetap lestari.

Tradisi Nyekar

(Foto: Okezone.com/Putra Al-Mandary)

1. Nyekar

Nyekar ialah berziarah ke makam keluarga dan kerabat yang telah mendahului. Di momen tersebut biasanya masyarakat membersihkan makam dan juga berdoa bersama.

Nyekar biasanya dilakukan sepekan sebelum Ramadhan. Jadi tak heran jika jelang Ramadhan, pemakaman umum di Jakarta dan sekitarnya akan ramai peziarah dan muncul pedagang musiman yang menjajakan kembang atau bunga untuk ditabur di makam.

Tradisi nyekar ini sudah sangat melekat di kalangan masyarakat Betawi, sehingga bisa dikatakan sangat pantang jika ditinggalkan karena ziarah kubur sendiri merupakan perindah beginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

2. Nyorog

Selanjutnya adalah Nyorog. Nyorog merupakan tradisi di mana seseorang memberikan bingkisan ke keluarga dan keluarga yang tunggal jauh. Tradisi ini dilakukan oleh anak muda ke orangtua, terutama bagi mereka yang sudah menikah.

Tradisi Nyorog

(Foto: Instagram/@Ikb_ig)

Bingkisan yang dibagikan tersebut berupa makanan hingga sembako. Tradisi ini sebagai simbol penghormatan kepada orang tua. Dan biasanya dilakukan dua atau tiga hari jelang Lebaran.

3. Munggahan

Tradisi munggahan sangat kental di kalangan masyarakar Betawi. Munggahan sebenarnya diambil dari bahasa Sunda, munggah yang berarti naik. Makna dari munggahan sendiri diharapkan ketika naik ke bulan suci Ramadhan setiap orang derajatnya akan dinaikkan.

Munggahan dilakukan lima hari sebelum Ramadhan. Biassnya tradisi ini jadi ajang berkumpul bersama keluarga atau teman jelang Ramadhan. Mereka akan mengadakan makan-makan bersama hingga saling bermaaf-maafan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement