Melansir Wikipedia, biasanya, Ogoh-Ogoh digambarkan dalam wujud Raksasa atau makhluk-makhluk mitologi lainnya, seperti naga, gajah, atau Widyadari.
Namun, kadang-kadang Ogoh-Ogoh juga dibuat menyerupai tokoh-tokoh terkenal atau mengusung isu-isu politik atau SARA, yang sebenarnya menyimpang dari prinsip dasarnya.
Dalam fungsi utamanya, Ogoh-Ogoh sebagai representasi Bhuta Kala diarak beramai-ramai menjelang Hari Nyepi, sebagai perwujudan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta.
Proses ini melambangkan pemahaman akan kekuatan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, yang dapat membawa kebahagiaan atau kehancuran tergantung pada niat luhur manusia.
Dalam pandangan Tattwa, kekuatan ini menjadi kunci menuju kebahagiaan atau kehancuran bagi seluruh dunia.
Oleh karena itu, keberadaan Ogoh-Ogoh dalam perayaan Nyepi tidak hanya memperkuat tradisi, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai filosofis yang mendalam kepada umat Hindu.
(Rizka Diputra)