Namun, pria misterius itu hanya menjawab 'Laa ilaaha Illallah'. Sampai tujuh kali ia mengulang kalimat itu. Setelah mengucapkan yang ketujuh kali tak disangka pria itu jatuh hingga terbujur kaku.
Para Datu pun memeriksa keadaannya, ternyata lelaki misterius itu sudah wafat. Bersamaan dengan itu mereka mengucapkan "Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun,”
Melihat tubuhnya yang besar, para Datu kebingungan bagaimana cara memandikan dan menguburkannya.
Terlebih saat itu terjadi kemarau panjang yang mengakibatkan tanah menjadi keras dan memerlukan air yang banyak.
(Foto: dok. Teguh S)
Sebelum mereka mandikan mayat itu, Datu Suban menemukan kitab yang berisi ilmu bermanfaat di dunia dan akhirat. Kitab itu kemudian dikenal dengan nama Kitab Barencong.
Mendadak hujan deras mengguyur, mereka berusaha mengangkat lelaki itu. Namun, tubuhnya ringan seperti kapas. "Subhanallah," ucap mereka serempak.
Datu Suban kemudian membagi tugas ke para muridnya, ada yang menggali kubur, ada yang mencari batu nisan, dan ada yang memandikan jenazah.
Konon, liang lahat untuk sosok misterius bertubuh besar itu tidak cukup untuk memakamkan jenazah.