Alam juga turut menyoroti terkait akses kesehatan mental di Indonesia yang menurutnya masih sangat minim informasi. Bahkan, di tingkat akademisi yang seharusnya banyak sekali penyediaan fasilitas untuk mendukung kesehatan mental keberadaannya belum terdistribusi secara optimal.
Selain itu, masih banyak masyarakat yang kurang paham akan tanda – tanda gangguan mental seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering ditemukan.
Hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental yang terganggu cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan stigma masyarakat.
"Ini harus dibangun awarenessnya karena saya pikir stigma terkait mental health ini masih kurang baik, masyarakat yang berkonsultasi ke psikiater atau psikolog masih dianggap tabu, itu yang harusnya perlu kita normalisasikan bersama-sama," jawab Alam.
"Kasus ektrim bisa mengarah ke kejadian yang tidak mengenakan, tapi kalau bicara dalam konteks profesional ini akan mempengaruhi produktifitas manusia. Saat mental health terganggu, banyak aktifitas yang terhambat," lanjutnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)