Wanita berkacamata ini meyakini bahwa nama yang terdaftar adalah siswa yang kesurupan dan makhluk halus yang masuk ke tubuh siswa itu.
Menurut pengakuan Aras, orang-orang dari Saranjana ini sebenarnya sama seperti manusia yang memiliki sisi baik dan buruk. Jadi, apabila mereka melakukan hal yang jahat berarti kesalahan itu terletak pada diri sendiri.
Belakangan ini wanita paruh baya itu tidak lagi bertemu dengan makhluk dari kota gaib yang menganut sistem kerajaan itu.
Peta Saranjana (Foto: Salomon Muller)
Ia pun berpendapat bahwa hanya orang-orang terpilih yang bisa terus menjalin komunikasi dengan penduduk Saranjana. Namun, bukan dialah orangnya.
“Orang yang bisa terus berkomunikasi dengan mereka itu memiliki tanda kunci seperti batu atau lainnya yang mengikat,” tutup Aras.
Hingga saat ini, orang-orang di Saranjana masih belum bisa didefinisikan sebagai jin atau lainnya. Namun, yang pasti mereka makhluk tak kasat mata yang wujudnya sama seperti manusia (orang limun) meski ada beberapa perbedaan ciri fisik yang cukup mencolok.
(Rizka Diputra)