Kasus Covid-19 di Malaysia Melonjak, Warga Ramai-Ramai Borong Masker
KINI terjadi lonjakan pembelian masker akibat lonjakan infeksi Covid-19 yang tercatat baru-baru ini. Hal ini diungkapkan sebuah produsen produk kesehatan.
CEO Ideal Healthcare Haminuddin Hamid mengatakan, penjualan masker kini telah meningkat sangat drastis. Masyarakat takut terinfeksi Covid-19.
Dikutip dari Free Malaysia Today, Hamid mengatakan, perusahaannya masih mampu memenuhi lonjakan permintaan masker dengan stok yang ada. "Penjualan masker ke rumah sakit juga tetap normal pada periode akhir tahun."
“Namun kami siap meningkatkan produksi kapan saja mengingat permintaan masyarakat yang tinggi, ” ujarnya.
BACA JUGA:
Kemenkes Malaysia sendiri mencatat kenaikan kasus sebesar 57,3 persen dengan data 3.626 kasus Covid-19 per 19-25 November, naik dari 2.305 kasus per 12-18 November.
"Disarankan masyarakat agar menggunakan masker lagi untuk menghindari penyebaran infeksi Covid-19," kata Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Datuk dr Muhammad Radzi Abu Hassan.
"Kelompok berisiko tinggi terinfeksi Covid-19 seperti lansia, warga dengan penyakit kronis, warga dengan imunitas rendah, dan ibu hamil harus segera pakai masker saat keluar rumah," ujar dr Muhammad Radzi.
BACA JUGA:
Pemerintah Malaysia meminta agar masyarakat segera memakai masker. Selain itu juga meminta masyarakat menjaga kebersihan diri dengan baik, dan meningkatkan imunitas tubuh agar terhindar dari Covid-19.
Ia menambahkan, bagi warga yang memiliki gejala Covid-19 disarankan untuk beristirahat di rumah dan tidak pergi ke tempat yang ramai. Selain istirahat juga berobat agar sembuh.
"Bagi yang menunjukkan gejala juga diminta segera mencari pertolongan medis dan menjalani perawatan lebih lanjut jika gejala semakin parah," sarannya.
Sementara itu, hingga saat ini kasus serius akibat Covid-19 di Malaysia belum memperlihatkan lonjakan data. Terlebih, situasi di fasilitas kesehatan masih cenderung terkendali dan tidak membebani.
"Kami akan terus memantau situasi dan perkembangan varian dari waktu ke waktu," pungkas dr Muhammad Radzi.
(Dyah Ratna Meta Novia)
