Pada kesempatan tersebut, Wamenparekraf Angela juga membagikan pandangannya terkait adanya resistensi atau penolakan pada perubahan-perubahan yang terjadi di dunia kerja. Menurutnya, dalam setiap perubahan pasti akan terdapat resistensi dari beberapa pihak. Untuk itu, Angela menekankan bahwa penolakan tersebut adalah hal yang wajar. Seorang pemimpin harus belajar menerima penolakan sebagai bukan bagian dari kesalahannya.
“Ada tiga tingkat resistensi yang berbeda. Satu, dari sisi hubungan interpersonal. Dua, dari level hubungan organisasi. Dan terakhir, dari sisi luar hubungan organsasi, misalnya sosial. Untuk meresponsnya, kita harus mengetahui akar permasalahannya karena setiap tantangan memiliki solusi yang berbeda,” ujarnya.
Angela menyarankan kepada para peserta yang hadir agar selalu berkepala dingin dalam menghadapi situasi penolakan sehingga nantinya mampu menghadirkan strategi yang tepat untuk menghadapi penolakan yang mungkin terjadi.
Mengakhiri sesi Candid Talk tersebut, Wamenparekraf Angela mengajak para peserta untuk lebih mengenal potensi dan nilai diri, serta berjuang bersama-sama untuk mendapatkan pengakuan sebagai pemimpin yang kuat dan dapat diandalkan.
(Salman Mardira)