BACA JUGA:
"Itu memang ada yang harus dipikirkan aturan Adat. Memang seperti itu kalau dibebaskan alam akan rusak, karena semua berani," jelas Abah Widi.
Selain itu, masyarakat juga dilarang memikat dan berburu satwa di lokasi-lokasi tersebut. Warga yang membutuhkan pohon untuk ditebang pun diperbolehkan, hanya saja dengan catatan harus ada pohon penggantinya yang ditanam. Hal itulah yang ditanamkan di Kampung Adat Cireundeu.
Sebab, kata dia, urusan adat di wilayahnya ada yang dinamakan makhluk cicing (diam) seperti pepohonan. Kemudian makhluk polang anting seperti satwa hingga makhluk eling yakni manusia.

"Jadi kalau ada orang bawa senapan angin ke sini, abah suruh pulang lagi. Jangan ganggu hewan yang ada di Cireundeu karena itu keindahan alam. Mudah-mudahan kita sadar jangan sampai sembarangan merusak alam, merusak tanaman," beber dia.