Stasiun ini berperan juga sebagai jalur pengangkutan barang dari wilayah pedalaman menuju Ambarawa, dengan tujuan akhir ke Semarang sebagai kota pelabuhan. Fungsinya sangat mendukung aktivitas mobilitas masyarakat kolonial Belanda dan penduduk pribumi.
BACA JUGA:
Namun, upaya ini tidak berlangsung lama karena adanya kendala berupa kerusakan rel. Sebelumnya, jalur tersebut sempat tidak aktif ketika layanan kereta wisata ke Tuntang dihentikan, tetapi jalur tersebut akhirnya dibuka kembali pada tahun 2002 setelah mengalami renovasi.
Awalnya, Stasiun ini hanya melayani lori Ambarawa-Tuntang. Namun, pada tahun 2009, dimulailah renovasi yang memungkinkan Stasiun Tuntang kembali melayani kereta uap sebagai bagian dari destinasi wisata.
