KUCING hitam kerap mendapatkan diskriminasi hanya karena memiliki bulu berwarna hitam pekat menyeramkan.
Kemunculan kucing hitam lekat dikaitkan dengan takhayul, hal-hal berbau mistis, bahkan dicap pembawa sial.
Reputasi buruk itu membuat banyak kucing hitam telantar dan tidak ada yang mau mengadopsinya. Lantas, benarkah semua anggapan mengenai kucing hitam tersebut?
Anggapan jika kucing hitam bisa memberikan nasib buruk sebenarnya sudah diyakini sejak zaman dahulu.
Salah satu pencetus anggapannya adalah dari kisah mitos Yunani yang muncul di abad pertengahan.
Konon, dalam mitologi Yunani, seorang dewi sihir bernama Hecate memiliki seekor hewan peliharaan berupa kucing.
Orang Eropa kuno percaya jika kucing bisa menjadi makhluk supranatural yang kerap membatu penyihir.
(Foto: Unsplash/Clement Falize)
Tak hanya itu, cerita lain juga muncul dari Dewi Hera yang menurut legenda mengubah salah satu pelayannya menjadi seekor kucing hitam karena ketahuan membantu Dewi Hecate.
Lain dari mitos Yunani, kucing hitam juga disangkut pautkan dengan okultisme, yaitu sebuah kepercayaan pada kekuatan gaib yang bisa dikuasai manusia.
Kepercayaan ini ada sejak abad ke-13. Dalam kepercayaan itu, kucing hitam dianggap sebagai inkarnasi dari setan.
Di Indonesia, masih banyak orang yang mempercayai jika kucing hitam bisa membawa pengaruh buruk. Kepercayaan ini tentunya sudah ada sejak zaman nenek moyang dulu.
Karena banyaknya anggapan inilah kucing hitam diasosiasikan sebagai penyihir jahat dan hewan yang sangat menyeramkan.