KENAPA Kristen Ortodoks merayakan Natal tanggal 7 Januari? Mungkin selama ini kita hanya mengetahui bahwa perayaan Natal digelar pada tanggal 25 Januari.
Namun, bagi penganut Kristen Ortodoks, mereka melakukan perayaan Natal pada tanggal 7 Januari.
Lantas, apa yang membedakan tanggal perayaan umat Kristen Katolik dan Protestan dengan Kristen Ortodoks? Berikut adalah penjelasan yang dikutip dari embraceme.org, Selasa (21/11/2023).
Sejarah Natal Kristen Ortodoks 7 Januari
Mengutip laman tersebut, dijelaskan bahwa sekitar 12% umat Kristiani atau sekitar 260 juta umat dalah penganut Ortodoks dan banyak di antara mereka yang merayakan Natal pada tanggal 7 Januari, berbeda dengan gereja-gereja Katolik dan Protestan yang umumnya merayakan Natal pada tanggal 25 Desember.
Dalam kitab Kisah Para Rasul diceritakan tentang bagaimana Injil diberitakan di Siria, Asia Kecil, Yunani dan Italia, dan bagaimana gereja-gereja didirikan di seluruh wilayah Mediterania bagian timur. Yang mana terdapat satu gereja, dengan cabang-cabang di berbagai kota besar dan kecil, dan masing-masing mempunyai uskupnya sendiri.
Dan ketika gereja terus bertumbuh, lima keuskupan senior menjadi lima Patriarkat. Di antaranya adalah Yerusalem, Antiokhia (tempat Petrus dan Paulus berkhotbah), Aleksandria (tempat Markus berkhotbah), dan Roma (tempat Petrus dan Paulus berkhotbah). Ketika kaisar Konstantinus menerima Iman Kristen dan membangun kota Konstantinopel, kota itu menjadi Patriarkat kelima.
Dalam perayaan Natal Ortodoks, banyak tradisi dan simbol yang sama seperti yang digunakan di barat, seperti pohon Natal, karangan bunga, dan hadiah. Natal Ortodoks diawali dengan puasa enam minggu atau ‘Puasa Kelahiran Suci’, yakni menjalankan pola makan vegan, dari tanggal 25 November hingga 6 Januari.
Puasa itu diakhiri dengan pesta di malam Natal. Perjamuan secara tradisional dimulai setelah kemunculan bintang pertama dan di beberapa rumah tangga mengadakan pesta dengan 12 menu, masing-masing hidangan melambangkan salah satu dari 12 rasul.