Selain itu, wanita di Desa Trunyan dilarang memasuki kuburan. Hal ini dikarenakan wanita cenderung emosional dan dikhawatirkan terlalu sedih saat datang ke kuburan ini.
Masyarakat Trunyan percaya bahwa kesedihan yang terlalu dalam akan menghambat kembalinya roh menuju nirwana.
Mengutip dari buku Keunikan Desa Trunyan, Dr. Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, Asal usul nama Desa Trunyan berasal dari kata Taru Menyan, yaitu pohon kayu yang mempunyai bau harum. Kayu tersebut diyakini seorang Dewi yang disebut Ida Ratu Ayu Dalem Pingit.
(Rizka Diputra)