6. Hanya makan makanan hidup
Belalang sembah adalah karnivora yang menyukai makanan hidup. Mereka dapat memberikan pengendalian hama yang bermanfaat bagi tukang kebun, karena mereka memakan serangga yang berpotensi merusak seperti kumbang, jangkrik, dan belalang.
Namun, mereka bukanlah pemakan yang pilih-pilih. Mereka juga diketahui memangsa serangga-serangga bermanfaat seperti lebah dan kupu-kupu asli, sehingga pengaruhnya secara keseluruhan terhadap pengendalian hama sulit diprediksi.
7. Predator ambisius
Belalang sembah tidak berhenti hanya memakan serangga. Mereka juga menargetkan artropoda lain seperti laba-laba, dan terkadang bahkan hewan vertebrata kecil.
(Foto: UnsplashGanna Aibetova)
Beberapa belalang sembah diketahui memangsa burung kolibri, misalnya burung kicau, burung matahari, pemakan madu, penangkap lalat, vireo, dan burung robin Eropa, selain katak dan kadal. Benar-benar predator yang sangat ambisius!
8. Punya predator sendiri
Tahukah Anda, bunglon ialah hewan yang paling doyan melahap belalang sembah. Meski belalang sembah bisa disebut pemburu ulung, ia juga tak bisa mengelak dari takdirnya sebagai hewan yang diburu.
Adapun hewan yang biasa memangsa belalang sembah selain bunglon, di antaranya katak, kadal, dan burung, serta beberapa jenis laba-laba.
9. Kuat bertarung lawan kelelawar
Meski belalang sembah sesekali jadi mangsa kelelawar, namun mereka bukanlah korban yang mudah ditaklukkan.
(Foto: iStock)
Ia dapat mendeteksi suara ekolokasi kelelawar dan ketika didekati, mereka menyelam ke tanah, seringkali melakukan gerakan spiral dan putaran dalam perjalanannya. Jika tertangkap, belalang sembah akan berusaha mencari kebebasan dengan menggunakan kaki depannya yang besar dan tajam.
10. Terlibat kanibalisme seksual
Belalang sembah jantan tidak selalu bertahan pada musim kawin. Antara 13 dan 28 persen pertemuan kawin berakhir dengan kanibalisme seksual, di mana belalang sembah betina menggigit kepala belalang sembah jantan dan memakannya. Sangat gokil bukan?
Dalam sebuah penelitian pada 2016, peneliti menemukan bahwa betina yang melakukan kanibalisasi pada pasangan jantannya menghasilkan lebih banyak telur secara signifikan dibandingkan mereka yang tidak melakukan kanibalisme. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku kanibal mereka dapat meningkatkan peluang keberhasilan reproduksi.
(Rizka Diputra)