DESA terapung adalah penyebutan bagi pemukiman yang didirikan di atas permukaan perairan seperti laut, sungai maupun danau. Desa-desa ini cukup unik, karena tidak memiliki daratan, atau letaknya yang jauh dari daratan.
Rumah-rumah yang berada di desa terapung biasanya berbentuk rumah panggung. Masyarakat di beberapa daerah di Indonesia ini diketahui tinggal di rumah terapung sejak bertahun-tahun lalu dan kini telah menjadi bagian dari identitas beberapa suku ini.
Berikut ini adalah beberapa rumah apung dari berbagai daerah di Indonesia.
BACA JUGA:
Desa Tablasupa- Papua
Desa terapung ini ada di Tablasupa, Depapre, Kabupaten Jayapura, Papa. Desa Tablasupa merupakan desa terapung sekaligus desa wisata yang memiliki keindahan bawah laut yang eksotis.
Tablasupa
Keeksotisannya ini terbukti dengan adanya 20 spot diving dan 50 spot snorkeling. Tak hanya alak bawah lautnya yang mempesona, desa ini juga memiliki 3 spot pengamatan burung cendrawasih.
Sebagian besar warganya berprofesi sebagai pelaku usaha pariwisata, dan juga sebagai nelayan.
BACA JUGA:
Desa Bangko - Sulawesi Tenggara
Desa terapung selanjutnya adalah Desa Bangko, yang berlokasikan di Kecamatan Maginti, Kabupaten Muna, Sulawesi tenggara.
Desa Bangko
Desa ini juga dihuni oleh suku Bajo sejak ratusan tahun lalu, dengan kepiawaian mereka mengarungi gelombang lautan serta menyelam dalam kedalaman. Bahasa yang digunakan masyrakat setempat adalah bahasa suku Bajo.
Desa Torosiaie - Gorontalo
Mayoritas penduduk desa Torosiaie menggantungkan hidupnya pada laut. Mayoritas masyrakatnya bermatapencaharian sebagai nelayan.
BACA JUGA:
Penduduknya membangun rumah-rumah mereka di atas permukaan laut dengan alat transportasi yang digunakan berupa perahu. Desa ini berlokasi di Kecamatan Popayato, Pohuwato, Gorontalo.

Desa Muara Enggelam - Kutai
Selanjutnya ada di Kalimantan Timur, tepatnya di Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara. Jika ketiga desa terapung di atas terletak di atas lautan, maka desa Muata Enggelam berada di kawasan danau Melintang.
Desa ini juga dikenal sebagai salah satu penyuplai ikan air tawar di Kutai Kartanegara. Tak hanya dijual dalam bentuk segar, tetapi juga diolah menjadi ikan asin yang lebih tahan lama dan meningkatkan nilai jualnya.
(Salman Mardira)