PENELITI asal Jepang menemukan mikroplastik berada di awan. Mereka mengidentifikasi setidaknya terdapat sembilan jenis polimer berbeda, dan satu jenis karet dalam mikroplastik di udara, dengan ukuran 7,1 hingga 94,6 mikrometer.
Menurut Dokter Spesialis Paru, dr Erlina Burhan hal itu tentu akan berdampak buruk pada kesehatan, terutama pada paru-paru. Karena ukurannya yang sangat kecil, dan juga dapat mencemari lingkungan. Biasanya mikroplastik berbentuk fragmen, film, dan fiber.
“Tentunya jika tidak ditangani, maka akan menjadi masalah yang lebih besar. Baik untuk lingkungan maupun kesehatan,” kata dr Erlina, dikutip dalam akun X miliknya @erlinaburhan, Sabtu (7/10/2023).
Menurutnya, dalam suatu penelitian pada 2022. Salah satu kemungkinan dampak dari paparan mikroplastik adalah disfungsi penghalang epitel.
Gangguan fungsi penghalang epitel juga dapat memudahkan zat asing masuk, seperti alergen dan racun, memasuki interstitium dan aliran darah, yang kemudian dapat menyebabkan berkembangnya penyakit paru-paru seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Oleh karena itu, dr Erlina mengimbau masyarakat agar semakin menjaga diri ketika berada di luar rumah. Terutama dengan menggunakan masker, jaga imun, pola makan seimbang, dan tidak olahraga di luar ruangan saat polusi sedang buruk.