Apa yang Harus Dilakukan saat Bertemu Pocong? Coba 3 Hal Ini
POCONG merupakan hantu sangat populer dan menjadi ikon genre horor di Indonesia. Wujudnya digambarkan sebagai sosok menyeramkan dengan dibungkus kain kafan putih seperti mayat.
Bagi orang penakut, bertemu pocong bisa menjadi pengalaman yang menegangkan.
Dalam mitos, makhluk seperti pocong sering dianggap memiliki kemampuan gaib yang bisa mengejar seseorang meski sedang berlari.
Jadi berlari mungkin tidak akan membantu Anda menghindarinya, yang ada justru memperburuk situasi.
Lantas apa yang harus dilakukan saat bertemu pocong? Yuk simak ulasan berikut yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Berdoa
Jika Anda bertemu pocong, tak usah lari. Cukup menundukkan kepala dan berdoa agar tak diganggu atau dijauhi dari segala keburukan.
Ilustrasi pocong
Tindakan ini dipercaya dapat memberi perlindungan dan menenangkan diri dari hal yang menakutkan, sekaligus untuk mengusir setan dan menghindari interaksi dengannya.
2. Berjalan Pelan atau Diam
Tindakan kedua yang bisa Anda lakukan saat bertemu pocong adalah berjalan pelan atau diam di tempat.
Dalam situasi ini, yang terpenting adalah menjaga ketenangan dan memastikan tidak membahayakan diri sendiri. Hal ini merupakan tindakan
yang bijak, karena berlari atau panik dapat menyebabkan resiko cedera fisik atau kecelakaan.
3. Alihkan Pandangan
Selain menundukkan kepala, Anda juga bisa mengalihkan pandangan ke tempat lain yang dirasa lebih nyaman. Misalnya, Anda bisa melihat ke langit atau fokus kepada objek lain yang tidak berhubungan dengan pocong.
Mengalihkan perhatian dari sumber ketakutan dapat membantu meredakan kecemasan dan memungkinkan berpikir lebih jernih.
Itulah tips yang bisa Anda lakukan saat bertemu pocong. Penting untuk diingat bahwa pocong hanyalah mitos, tidak ada bukti secara ilmiah keberadaannya di dunia nyata.
Jika Anda berada dalam situasi yang membuat takut, terutama saat bertemu pocong, tetap tenang adalah kunci untuk mengatasi ketakutan tersebut. Ingatlah bahwa ketakutan sering kali hanya adalah dalam pikiran.
(Salman Mardira)
